Numpang promo

Welcome To My Place......

Selamat datang di blogku

Minggu, 27 November 2011

Proposal Penelitian Krisan

DASAR BUDIDAYA TANAMAN

UJI PENGARUH BERBAGAI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN KRISAN

DISUSUN UNTUK MEMENUHI DISPLAY DASAR BUDIDAYA TANAMAN

DISUSUN OLEH

KELOMPOK C1

AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2011

NAMA ANGGOTA

1. EVI NUR AILI 105040200111083

2. INTAN MAYA SARI 105040200111087

3. FARAHMITHA S 105040200111088

4. ERNITA LOVERA PP 105040200111089

5. REANIDA TRI ARSETIA 105040200111090

6. NOVIANI SUSANTO 105040200111091

7. ALIFAH DITA HASIFA 105040200111093

8. METTI YUNIARTI 105040200111094

9. IRA SUSANTI 105040200111095

10. ANGGRAENI EKA P 105040200111097

11. NOVIA NURIL AZIZAH 105040200111098

12. YURICHA KUSUMA W 105040200111099

13. NOFITA AYU NINGFIAS 105040200111101

14. AULIYA ZENDHABAD 105040200111102

15. SYARIF HIDAYATULLAH 105040200111104

16. SYLVIA RACHMADHANI 105040200111105

17. VIRGIN AYU PRESTY M 105040200111106

18. GANAR PRIAMBODO 105040200111107

19. ANDYKA SETYA RAHMAN 105040200111109

20. ICHE HANDAYANI 105040200111111


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Krisan ialah salah satu jenis bunga potong yang cukup familiar bagi masyarakat. Tidak hanya di Indonesia tapi juga sudah dikenal di dunia. Hal ini dikarenakan prospek budidaya krisan sebagai bunga potong sangat cerah, didukung dengan pasar yang sangat potensial. Tanaman hias krisan merupakan salah satu tanaman bunga potong yang penting di dunia.

Saat ini, krisan termasuk bunga yang paling populer di Indonesia karena memiliki beberapa keunggulan antara lain: warna bunganya cukup beragam seperti merah tua, kuning, hijau, putih, campuran merah putih dan lainnya. Bunga krisan juga tahan lama dalam pot selama 10 hari. Selain itu, bunga krisan juga memiliki jenis yang cukup banyak, sedikitnya ada 55 varietas. Peluang untuk mengembangkan budidaya tanaman krisan, guna memenuhi kebutuhan baik dalam maupun luar negeri tetap terbuka. Seiring dengan permintaan bunga potong krisan yang semakin meningkat maka peluang agribisnis perlu terus dikembangkan.

Banyak daerah-daerah di Indonesia yang telah memproduksi bunga krisan tetapi produksinya belum bisa memenuhi permintaan pasar. Ini adalah suatu hal yang sangat disayangkan. Padahal kita mempunyai lahan dan potensi yang cukup besar untuk memenuhi perminta pasar akan krisan. Sebagai bahan informasi bunga krisan dari Singapura, didatangkan dari Jawa Barat. Namun, peluang ini justru tidak dapat dimanfaatkan oleh petani krisan di Indonesia.

Dalam hal ini, proses budidaya tanaman krisan membutuhkan perlakuan yang optimal pada setiap tahap pertumbuhan tanaman, terutama pada fase pertumbuhan vegetatif tanaman krisan. Pada fase vegetatif, krisan diupayakan untuk tidak mengalami kekurangan air dan khususnya kebutuhan unsur hara pada media tanam. Hingga saat ini untuk budidaya krisan menggunakan media tanam berupa campuran dari gambut (peat), cocopeat dan arang sekam dengan perbandingan volume 4:4:1.Namun pada kenyataannya, dengan penggunaan media tanam tersebut masih kekurangan unsur hara, khususnya unsur hara nitrogen. Oleh karena itu, kami mencoba untuk melakukan percobaan dengan menggunakan berbagai jenis media tanam yang berbeda pada tanaman krisan, sehingga dapat diperoleh jenis media tanam yang sesuai dengan kebutuhan tanaman krisan. Disamping itu, tujuan dilakukannya percobaan ini adalah untuk mengetahui pengaruh jenis media tanam terhadap pertumbuhan tanaman krisan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat diambil suatu rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh media tanam terhadap pertumbuhan tanaman krisan?

2. Bagaimana kombinasi media tanam yang tepat untuk pertumbuhan tanaman krisan?

1.3 Tujuan

Tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh dari berbagai campuran media tanam terhadap pertumbuhan tanaman krisan.

2. Untuk mengetahui campuran media tanam yang paling tepat untuk tanaman krisan.

1.4 Manfaat

Manfaat yang dapat diperolehdari percobaan ini adalah :

1. Untuk mengetahui media tanam apa yang cocok untuk melakukan budidaya tanaman krisan.

2. Mengupayakan pengembangan usaha mikro kecil menengah (UMKM) bidang agro di masyarakat terutama dalam usaha bunga potong krisan.

3. Memberikan keterampilan kepada para petani, selain menanam padi mereka juga dapat membudidayakan tanaman jenis lainnya yang memiliki nilai ekonomi tinggi.

4. Membantu para petani untuk dapat meningkatkan taraf hidupnya yakni dapat meningkatkan pendapatanya.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Krisan

Krisan merupakan tanaman bunga hias berupa perdu dengan sebutan lain Seruni atau Bunga emas (Golden Flower) berasal dari dataran Cina. Krisan kuning berasal dari dataran Cina, dikenal dengan Chrysanthenum indicum (kuning), C. morifolium (ungu dan pink) dan C. daisy (bulat, ponpon). Di Jepang abad ke-4 mulai membudidayakan krisan, dan tahun 797 bunga krisan dijadikan sebagai simbol kekaisaran Jepang dengan sebutan Queen of The East. Tanaman krisan dari Cina dan Jepang menyebar ke kawasan Eropa dan Perancis tahun 1795. Tahun 1808 Mr. Colvil dari Chelsa mengembangkan 8 varietas krisan di Inggris. Jenis atau varietas krisan modern diduga mulai ditemukan pada abad ke-17. Krisan masuk ke Indonesia pada tahun 1800. Sejak tahun 1940, krisan dikembangkan secara komersial.

Di Indonesia krisan lebih popular sebagai bunga potong dan bunga siap pajang yang dijual dalam pot. Jenis dan varietas tanaman krisan di Indonesia umumnya hibrida berasal dari Belanda, Amerika Serikat dan Jepang. Krisan yang ditanam di Indonesia terdiri atas Krisan loka (krisan kuno) yang berasal dari luar negri, tetapi telah lama dan beradaptasi di Indonesia maka dianggap sebagai krisan lokal, Krisan introduksi (krisan modern atau krisan hibrida) hidupnya berhari pendek dan bersifat sebagai tanaman annual dan Krisan produk Indonesia.

Kegunaan tanaman krisan yang utama adalah sebagai bunga hias. Manfaat lain adalah sebagai tumbuhan obat tradisional dan penghasil racun serangga.

Kualitas krisan pot sangat ditentukan oleh kesehatan tanaman, sehingga pemeliharaan tanaman mulai dari tanam sampai siap untuk dipasarkan harus dilakukan secara cermat. Untuk mendapatkan kualitas tanaman pot yang prima maka pengendalian hama dan penyakit harus dilakukan secara intensif. Adapun hama dan penyakit tanaman yang banyak menyerang krisan pot adalah sama dengan krisan potong yaitu pengorok daun, thrips, aphids, ulat , dan karat putih.

2.2 Media Tanam

Media Tanam yang ideal untuk tanaman krisan adalah bertekstur liat berpasir, subur, gembur memiliki aerasi yang cukup baik dan drainasenya baik. Bahan yang banyak digunakan adalah serbuk sabut kelapa (cocopeat) dan arang sekam. Gambut memiliki daya pegang air cukup tinggi, dan partikel-partikelnya banyak membentuk gumpalan-gumpalan kecil sehingga membentuk rongga-rongga udara. Untuk mengurangi rongga ini perlu ditambahkan bahan lain yang bisa mengisinya seperti serbuk sabut kelapa dan sekam bakar. Komposisi media yang baik untuk krisan pot adalah campuran dari gambut (peat), cocopeat dan arang sekam dengan perbandingan volume 4:4:1.

Serbuk sabut kelapa mempunyai kandungan nutrisi yang rendah dan memiliki kemampuan untuk memegang nutrisi yang cukup baik. Serbuk dari sabut kelapa tua memiliki C/N yang tinggi, sekitar 215, jadi awet selama beberapa tahun, karena melapuknya lambat sekali. Karena kandungan haranya rendah, dalam penggunaannya perlu ditambahi pupuk anorganik. Selain itu, juga terdapat kandungan tanin dan fenol, yang mungkin akan menghambat pertumbuhan. Kandungan zat tersebut dapat dihilangkan dengan perlakuan suhu ( di steam, digongseng atau direbus) atau dibiarkan selama beberapa bulan sampai satu tahun hingga kadar zat tersebut jadi berkurang dan tidak berbahaya bagi tanaman. Serbuk sabut kelapa mudah didapat dan murah harganya, mempunyai daya menyimpan air sangat baik serta mengandung unsur-unsur yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman. Serbuk sabut kelapa merupakan sumber kalium yang diperlukan tanaman, selain juga merupakan sumber unsur N, P, Ca dan Mg meskipun dalam jumlah yang sangat kecil (Ketaren dan Djatmiko, 1981). Serbuk sabut kelapa sangat halus memiliki aerasi 15-25 %, kapasitas menahan air 800 %, pori total 95 %, kerapatan lindak 250 kg/m3 dengan unsur -unsur utama adalah total nitrogen 5238 ppm, N tersedia sebagai NH4-N 96 ppm, NO3-N 45 ppm, C/N ratio antara 110-139 (Van Holm, 1993), phosopor 330 ppm, kalium 9787 ppm, calcium 2521 ppm dan magnesium 2006 ppm.

Pada percobaan ini, kami akan mengkaji berbagai penggunaan campuran media tanam untuk krisan. Bahan yang akan kami gunakan untuk campuran media tanam tersebut adalah arang, pakis, sabut kelapa, sekam bakar, sekam mentah, dan kaliandra.

Arang bisa berasal dari kayu atau batok kelapa. Media tanam ini sangat coeok digunakan untuk tanaman anggrek di daerah dengan kelembapan tinggi. Hal itu dikarenakan arang kurang mampu mengikat air dalam )umlah banyak. Keunikan dari media jenis arang adalah sifatnya yang bufer (penyangga). Dengan demikian, jika terjadi kekeliruan dalam pemberian unsur hara yang terkandung di dalam pupuk bisa segera dinetralisir dan diadaptasikan. Selain itu, bahan media ini juga tidak mudah lapuk sehingga sulit ditumbuhi jamur atau eendawan yang dapat merugikan tanaman. Namun, media arang eenderung miskin akan unsur hara. Oleh karenanya, ke dalam media tanam ini perlu disuplai unsur hara berupa aplikasi pemupukan. Sebelum digunakan sebagai media tanam, idealnya arang dipeeah menjadi potongan-potongan keeil terlebih dahulu sehingga memudahkan dalam penempatan di dalam pot. Ukuran peeahan arang ini sangat bergantung pada wadah yang digunakan untuk menanam serta jenis tanaman yang akan ditanam. Untuk mengisi wadah yang memiliki diameter 15 em atau lebih, umumnya digunakan peeahan arang yang berukuran panjang 3 em, lebar 2-3 em, dengan ketebalan 2-3 em. Untuk wadah (pot) yang lebih kecil, ukuran pecahan arang juga harus lebih kecil.

Batang Pakis Berdasarkan warnanya, batang pakis dibedakan menjadi 2, yaitu batang pakis hitam dan batang pakis coklat. Dari kedua jenis tersebut, batang pakis hitam lebih umum digunakan sebagai media tanam. Batang pakis hitam berasal dari tanaman pakis yang sudah tua sehingga lebih kering. Selain itu, batang pakis ini pun mudah dibentuk menjadi potongan kecil dan dikenal sebagai cacahan pakis. Selain dalam bentuk cacahan, batang pakis juga banyak dijual sebagai media tanam siap pakai dalam bentuk lempengan persegi empat. Umumnya, bentuk lempengan pakis digunakan sebagai media tanam anggrek. Kelemahan dari lempengan batang pakis ini adalah sering dihuni oleh semut atau binatang-binatang kecillainnya. Karakteristik yang menjadi keunggulan media batang pakis lebih dikarenakan sifat-sifatnya yang mudah mengikat air, memiliki aerasi dan drainase yang baik, serta bertekstur lunak sehingga mudah ditembus oleh akar tanaman.

Sabut kelapa atau coco peat merupakan bahan organik alternatif yang dapat digunakan sebagai media tanam. Sabut kelapa untuk media tanam ini berasal dari buah kelapa tua karena memiliki serat yang kuat. Penggunaan sabut kelapa sebagai media tanam sebaiknya dilakukan di daerah yang bercurah hujan rendah. Air hujan yang berlebihan dapat menyebabkan media tanam ini mudah lapuk. Selain itu, tanaman pun menjadi cepat membusuk sehingga bisa menjadi sumber penyakit. Untuk mengatasi pembusukan, sabut kelapa perlu direndam terlebih dahulu di dalam larutan fungisida. Jika dibandingkan dengan media lain, pemberian fungisida pada media sabut kelapa harus lebih sering dilakukan karena sifatya yang cepat lapuk sehingga mudah ditumbuhi jamur. Kelebihan sabut kelapa sebagai media tanam lebih dikarenakan karakteristiknya yang mampu mengikat dan menyimpan air dengan
kuat, sesuai untuk daerah panas, dan mengandung unsur-unsur hara esensial, seperti kalsium (Ca), magnesium (Mg), kalium (K), natrium (N), dan fosfor (P).

Sekam padi adalah kulit biji padi (Oryza sativa) yang sudah digiling. Sekam padi yang biasa digunakan bisa berupa sekam bakar atau sekam mentah (tidak dibakar). Sekam bakar dan sekam mentah memiliki tingkat porositas yang sama. Sebagai media tanam, keduanya berperan penting dalam perbaikan struktur tanah sehingga sistem aerasi dan drainase di media tanam menjadi lebih baik. Penggunaan sekam bakar untuk media tanam tidak perlu disterilisasi lagi karena mikroba patogen telah mati selama proses pembakaran. Selain itu, sekam bakar juga memiliki kandungan karbon (C) yang tinggi sehingga membuat media tanam ini menjadi gembur, Namun, sekam bakar cenderung mudah lapuk. Sementara kelebihan sekam mentah sebagai media tanam yaitu mudah mengikat air, tidak mudah lapuk, merupakan sumber kalium (K) yang dibutuhkan tanaman, dan tidak mudah menggumpal atau memadat sehingga akar tanaman dapat tumbuh dengan sempurna. Namun, sekam padi mentah cenderung miskin akan unsur hara.

Kaliandra (Calliandra colothyrsus) termasuk keluarga leguminoceae. jenis yang tergabung dalam family dikenal sebagai tanaman yang dapat menambat nitrogen (N) dari udara. Dengan kemampuan mengikat N bebas maka kandungan N pada jeins legum sangat tinggi dibanding tanaman dari family lain sehingga kaliandra banyak digunakan sebagai campuran media tanam terutama untuk tanaman yang memerlukan N lebih banyak. Dengan keistimewaannya, kaliandra dan jenis lain banyak digunakan sebagai tanaman penyubur tanah terutama pada tanah tandus. kaliandra mampu bertahan hidup pada tanah yang cnderung masam dan dengan kadar aluminium tinggi. selain sebagai campuran media tanam. Penggunaan kaliandra sebagia media tanam perlu dibatasi. karena sifatnya yang lunak bisa menyerap air. mungkin tidak maslah untuk tanaman yang suka air seperti caladium, tetapi untuk aglo bila berlebih akan mengganggu pertumbuhan akar dan mengundang jamur.

BAB III

METODOLOGI

3.1 Alat dan bahan

Alat dan bahan yang akan kami gunakan dalam melakukan percobaan ini adalah :

1. Bibit anakan krisan pot varietas bunga besar jenis Time ( kuning )

2. Pot plastik

3. Gambut

4. Serbuk sabut kelapa (cocopeat)

5. Arang sekam

6. Pakis hancur

7. Sekam bakar

8. Sekam mentah

9. Kaliandra

3.2 Cara kerja

Perlakuan pertama


Diagram

krisan

Media tanam

Perlakuan kedua


Perlakuan ketiga


Penjelasan singkat

1. Sediakan bibit anakan krisan pot varietas bunga besar jenis Time ( Kuning ) dengan tinggi bibit maksimal 5 cm.

2. Sediakan media tanam dengan :

Perlakuan pertama, 3 kali ulangan

Serbuk sabut kelapa+Arang sekam+Gambut = 4:1:4

Perlakuan kedua, 3 kali ulangan

Serbuk sabut kelapa+Arang sekam = 1:1

Perlakuan ketiga, 3 kali ulangan

Pakis hancur+Sekam bakar+Sekam mentah+Kaliandra = 1:1:1:1

3. Masukkan semua campuran media tanam dengan perlakuan yang berbeda-beda tersebut ke dalam pot plastik

4. 3-7 bibit di tanam di dalam pot yang sudah berisi campuran media tanam dengan perlakuan yang berbeda-beda.1 bibit ditanam cepat di tengah pot dengan posisi tegak lurus, bibit lainnya di tanam di bagian pinggir pot dengan posisi agak condong keluar. Perlakuan ini di lakukan supaya tanaman krisan di dalam pot terlihat besar dan rimbun

5. Pengamatan bisa dilakukan setelah tanaman ditumbuhkan di dalam pot selama 3 bulan

Parameter pengamatan

Untuk menentukan campuran media tanam apa yang baik untuk tanaman krisan dapat dilihat dari hasil tinggi tanaman, diameter tanaman, diameter bunga dan jumlah bunga per pot .

PERINCIAN DANA

1. Bibit bunga krisan 36 bibit @Rp 250 Rp 9000

2. Pot plastik 9 pot @Rp 2500 Rp 22500

3. Serbuk sabut kelapa (cocopeat) 1 bungkus@Rp 5000 Rp 5000

4. Arang sekam 1 bungkus@Rp 5000 Rp 5000

5. Pakis hancur 1 bungkus@Rp 5000 Rp 5000

6. Sekam bakar 1 bungkus @Rp 5000 Rp 5000

7. Sekam mentah 1 bungkus @Rp 5000 Rp 5000

8. Kaliandra 1 bungkus @ Rp10000 Rp 10000

Total Rp 66500

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous.2008. Ragam Media Tanam.http://kebunkembang.com

Anonymous.2009.http://cargoku.wordpress.com

Anonymous.2010.Cara Penting Memilih Media Tanam.http://iDEAOnline.co.id

Anonymous.2010.http://binaukm.com

Anonymous.2010.http://www.bisnisukm.com

Dewi Sartika. 1998. Krisan Baru Produk Indonesia. Trubus no. 342.

H Rahmat Rukmana , Ir.1997. Krisan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Lukito AM. 1998. Rekayasa Pembungaan Krisan dan Bunga Lain. Trubus no. 348.

Trubus no. 338. 1998. Kebun bunga Potong Ciputri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar